Pabrik AC Panasonic di Selangor, Malaysia (Foto: Ahmad Luthfi/Okezone)
PEKAN lalu,
Okezone berkesempatan mengunjungi lokasi
pabrik AC Panasonic di Selangor, Malaysia. Pabrik Panasonic
Air-Conditioning Malaysia Sdn Bhd (PAPAMY) ini memiliki luas area 200
meter persegi, di mana pabrik atau bangunannya seluas 152 meter persegi.
Tampak
dari luar, gedung-gedung di dalam pabrik AC ini tak ubahnya seperti
perkantoran pada umumnya. PAPAMY yang telah berdiri sejak 1972 ini
pertama kali memproduksi AC tipe Window, yang kemudian dikembangkan AC
untuk penggunaan dalam ruang serta didirikannya Panasonic
Air-Conditioning R&D Malaysia Sdn Bhd (PAPARADMY) pada 1991, yang
merupakan bidang riset AC Panasonic.
Silvaraju, Executive
Director PAPAMY mengatakan, perusahaan ke depan akan terus menciptakan
inovasi untuk dapat mendorong efisiensi energi. AC Panasonic, selain
mengusung fitur hemat energi, juga menghadirkan fitur pintar melalui
sensor pendeteksi keberadaan manusia, sehingga udara sejuk yang
dialirkan bisa lebih efektif.
Di dalam pabrik, terdengar riuh
mesin-mesin berat dan juga sejumlah karyawannya yang telaten memeriksa
dan memastikan komponen AC sesuai dengan standar perusahaan. Rizal,
salah satu pemandu tur pabrik PAPAMY mengungkapkan, karyawan pabrik yang
berjumlah ribuan ini bekerja secara shift. "Mereka bekerja satu shift
12 jam. Itu termasuk waktu istirahat. Karyawan kontrak, bisa sampai 2
tahun bekerja," ungkapnya.
Tak hanya kaum pria saja ternyata yang
bekerja di bagian assembly (pemasangan) komponen AC, tetapi juga
terlihat banyak pula karyawan wanita. Sebagian besar dari mereka
menggunakan kerudung dan terlihat sangat piawai sesuai bidang kerjanya
masing-masing.
Perusahaan juga mengutamakan keselamatan karyawan
pabrik. Tulisan Panasonic Cares Safety First terpampang di dinding luar
area pintu pabrik bagian Die/Mould Engineering atau pencetakan. Karyawan
yang berseragam ini wajib mengenakkan sarung tangan, sepatu serta
penutup kepala alias topi bagi seluruh karyawan pria dan wanita
(non-kerudung).
Rizal juga mengatakan, dari awal produksi
pencetakan hingga packing atau pengepakan, satu unit AC bisa diproduksi
dalam waktu 35 menit. Sehari, pabrik mampu menghasilkan 6000 - 12 ribu unit AC.
Perusahaan
memperhatikan alur kerja mulai dari pencetakan, pemasangan, hingga
pengepakan dengan tata letak unit kerja yang tepat. Sehingga, proses
pengangkutan bisa lebih cepat dan pengoperan komponen tidak memakan
waktu lama.
Clean is Our Motto, tulisan besar yang terlihat di
luar area pabrik mencirikan moto atau semboyan perusahaan yang
mengedankan kebersihan lingkungan. Sedikitpun tak ditemukan sampah yang
berserakan di dalam area pabrik.
Warna hijau menurut sebagian
orang bisa menyegarkan penglihatan mata. Maka, hal inilah yang tampaknya
diperhatikan oleh perusahaan, di mana sebagian besar lantai pabrik yang
dipijak karyawan 'ngejreng' dengan warna hijau.
Sekira 80 persen
mesin-mesin pabrik asli didatangkan dari Jepang. Untuk material, ada
yang berasal dari Jepang dan China. Pabrik AC jenis VRF juga memiliki
gedung sendiri yang terpisah dari pabrik AC jenis indoor atau outdoor.
Menariknya,
awak media diajak ke PAPARADMY, yang jauh lebih hening ketimbang deru
mesin berat pabrik PAPAMY. Berjarak hanya beberapa meter dari PAPAMY,
gedung Research and development AC Panasonic ini berisi bermacam-macam
ruang pengujian dan penelitian.
Ruang pengujian ini antara lain
untuk mengecek kebisingan yang dikeluarkan perangkat AC ketika
dinyalakan serta ruangan dengan minus 15 derajat untuk menguji kekuatan
mesin ketika berada di bawah titik beku.
Bidang R&D ini pula yang mengembangkan fitur Econavi, Inverter atau Nanoe G, yang merupakan inovasi terbaru untuk membuat AC lebih hemat listrik dan mendukung kesehatan si pengguna.
Perusahaan
perangkat elektronik asal negeri sakura ini juga mengklaim mampu
menciptakan 700 model AC baru dalam setahun. Tidak hanya jenis AC indoor
(split) yang memiliki fitur hemat energi, Heribertus Ronny Ardiyanto,
AC Product Manager Panasonic Gobel Indonesia mengatakan, selain
perusahaan berkomitmen untuk menurunkan gas karbon dioksida (CO2), lini
produk AC Panasonic seperti jenis mini cassete juga bisa 30 persen lebih
hemat listrik.
"Line-up kita komplit mulai dari konsumen sampai
Business-to-business (B2B)," kata Ronny. Lebih lanjut ia mengatakan,
umumnya pembeli di Indonesia memilih AC Panasonic yang berkemampuan 1/2 -
1 PK di kisaran Rp5 jutaan serta di kisaran Rp8 jutaan (kemampuan 2
PK).
http://techno.okezone.com