Rabu, 05 Juni 2013

Antisipasi Hacker, NATO Diminta Tingkatkan Cyber-Defence


detail berita
Ilustrasi (Foto: NewsRepublic) 
Ayunda W Savitri - Okezone

BELGIUM – Menteri Pertahanan dari 28 negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) berkumpul untuk membicarakan kekhawatirannya tentang ancaman yang ditimbulkan seiring dengan meningkatnya serangan cyber (cyber attacks). Tuduhan serangan ini banyak ditujukan kepada China.

“Serangan cyber terus berkembang sepanjang waktu dan cenderung semakin cepat daripada ancaman jenis lain yang kita hadapi saat ini. Sehingga, kita harus memastikan bahwa NATO terus terpacu untuk mengatansipasi ancaman tersebut,” ungkap salah seorang pejabat senior NATO, seperti disadur dari NewsRepublic, Rabu (5/6/2013).

Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen yang menegaskan bahwa keamanan cyber merupakan isu utama sejak awal tahun ini. Hal senada juga diungkapkan Menteri Pertahanan AS yang baru, Chuck Hagel yang menjadikan serangan cyber ini sebagai masalah utama dalam beberapa tahun terakhir.

Terlebih ketika China menspionase data pertahanan AS dan beberapa lembaga pemerintah AS beberapa waktu lalu. Di mana, peretas (hacker) asal negeri Tirai Bambu tersebut berhasil mengakses desain sistem persenjataan canggih milik Amerika Serikat (AS) di Pentagon.

“AS telah menyatakan keprihatinannya terkait ancaman serangan cyber, di mana beberapa diantaranya terkait dengan pemerintahan dan militer China,” ungkapnya.

Hagel pun menekan China untuk mematuhi “norma-norma internasional” selagi pembentukan kelompok keamanan dunia maya. Aliansi militer AS pun diminta untuk meng-upgrade pertahanannya dari beberapa kelompok hacker ternama, termasuk Anonymous.

Sekedar informasi, NATO telah mendirikan pusat pertahanan cyber di Tallin, Estonia pada 2008 silam. Selama ini negara tersebut merupakan salah satu negara yang paling terhubung di dunia.
http://techno.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar